Minggu, 05 September 2010

TEKNOLOGI PASCA PANEN


Setelah bahan hasil pertanian dipanen, sebelum mencapai konsumen, bahan tersebut dapat
melewati berbagai tahapan terlebih dulu seperti pengangkutan, pengeringan, pengolahan, penyimpanan dan sebagainya. Bahan pangan yang baru dipanen, masih merupakan bahan yang hidup karena proses baru di panen, masih merupakan bahan yang hidup karena proses metabolisme seperti respirasi, transpirasi serta kegiatan enzim lain yang masih aktif. Sebagai contoh buah mangga yang dipetik dalam keadaan hijau dalam beberapa hari warnanya akan berubah menjadi kuning dan akan membusuk/ rusak. Perubahan-perubahan ini dapat disebabkan oleh pengaruh fisiologis, fisis, mikrobiologis, mekanis dan lain-lain. Perubahan tersebut ada yang menguntungkan seperti proses pemasakan buah akibat pengaruh fisiologis. Apabila proses pemasakan buah ini berlanjut, proses fisiologis ini akan mendorong pengaruh lainnya seperti pembusukan secara mikrobiologis sehingga perubahan ini merugikan.


Beberapa Manfaat Penanganan Pasca Panen

Penangan Pasca panen dapat melibatkan suatu teknologi yang sederhana, yang mungkin di adaptasi di aderah pedesaan, maupun teknologi-teknologi canggih. Denagn penerapan teknologi pasca panen, maka akan di dapat beberapa keuntungan seperti:
  1. Memperpanjang waktu serta jumlah tersedianya bahan pangan
  2. Mempermudah penyimpanan serta distribusinya
  3. Menaikkan nilai tambah ekonomis yang berupa profit (keuntungan) maupun nilai tambah sosial berupa ketersediaan lowongan kerja yang lebih banyak
  4. Memperoleh produk hasil pertanian yang lebih menarik, misalnya kenampakan, cita rasa dan sifat-sifat fisis lainnya.
  5. Tersedianya bahan limbah hasil pertanian yang mungkin masih dapat digunakan untuk memproduksi bahan lain seperti ampas tebu sebagai bahan pembuatan kertas.
  6. Mendorong tambahnya industri-industri non pertanian yang menunjang industri pertanian, seperti industri kimia, gelas, bahan pengepak dan lain-lain.

Modified Atmosphere Storage dan Controlled Atmosphere Storage

DASAR-DASAR PENGEMBANGAN MAS/CAS


Penggunaan insektisida dan fumigan dalam pengendalian hama pasca panen banyak segi negatifnya, antara lain :

- resistensi serangga

- bahaya residu

- masalah lingkungan


Definisi


Sistem penyimpanan pangan dengan memanipulasi/memodifikasi komposisi normal dari atmosfir (oksigen, karbondioksida, nitrogen) dalam ruang tertutup/kedap udara sehingga menghasilkan komposisi baru yang bersifat mematikan serangga hama pasca panen dalam waktu tertentu.

MAS/CAS dikembangkan dari konsep penyimpanan kedap udara yang telah diterapkan sejak dahulu à Konsentrasi oksigen turun, konsentrasi karbondioksida naik.

Konsep ini dikembangkan sejak awal tahun 70-an.

Konsep MAS/CAS

MAS/CAS dikembangkan dari konsep penyimpanan kedap udara (AIRTIGHT STORAGE) yang telah diterapkan sejak dahulu.


  1. Pada penyimpanan kedap udara, konsentrasi oksigen (O2) turun, sementara konsentrasi karbon-dioksida (CO2) naik sebagai akibat dari proses respirasi (kapang, serangga, dan biji-bijian) dalam lingkungan tertutup.
  2. Pada MAS/CAS manipulasi atmosfir di dalam sistem penyimpanan dilakukan secara sengaja.


AIRTIGHT STORAGE


Penyimpanan kedap udara dalam tanah (undeground airtight storage) merupakan sistem penyimpanan yang paling kuno (pada zaman besi). Konsepnya baru diakui pada abad ke 20.

Penyimpanan dalam tanah masih digunakan sebagai teknik penyimpanann biji-bijian jangka panjang.

Prinsipnya : respirasi

C6H12O6 + 6 O2 à 6 CO2 + 6 H2O + 677 Kkal


AIRTIGHT STORAGE

Sistem penyimpanan kedap udara :

    1. Penyimpanan dalam tanah (undeground)

Contoh : - fossae di Cyprus dan Malta

- pit di Afrika Utara

- foggie di Itali

- khatti, khani, patra, kondi, banda di India

- penyimpanan skala besar pada masa PD II di Argentina (menyimpan selama 3 tahun dengan kehilangan <>

2. Penyimpanan di atas permukaan (above-ground)

Lebih sulit untuk mendapatkan kondisi kedap udara (beda dengan yang dibangun underground)

  1. Dikembangkan gabungan undeground dan above-ground.

Contohnya : Cyprus Bin di Kitale Kenya (kapasitas 1400 ton jagung)

3. Penyimpanan dalam air di Jepang

Konsep MAS yang berkembang

1.Konsentrasi CO2 yang tinggi

60% + sisa udara
sumber gas :dalam tabung, es kering


2. Konsentasi O2 rendah

1% O2, Nitrogen dan gas-gas lain yang inert
sumber : nitrogen dalam tabung

3. Gas Hasil pembakaran

1% O2, 12% CO2 nitrogen dan gas-gas inert.

Perbedaan MAS dengan CAS

MAS : Komposisi atmosfer berubah selama penyimpanan karena pemberian CO2 hanya sekali pada awal penyimpanan.
Contoh :

Pada awal : CO2 100%
Pada akhir: CO2 46%

CAS : Komposisi CO2 pada penyimpanan selalu konstan karena diberikan terus menerus selama penyimpanan.

prinsip : konsentrasi CO2 >35% selama seminggu pertama.